Senin 20 Apr 2015 22:29 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Pemprov Minta Menu Tradisional Jabar Disajikan di KAA

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
  Bendera-bendera negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) sudah terpasang di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Senin (20/4).  (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika Bandung
Bendera-bendera negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) sudah terpasang di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Senin (20/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) merekomendasikan panitia pusat Peringatan Ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) untuk memasukan menu tradisional asal Jawa Barat dalam jamuan makan siang untuk para kepala negara dan delegasi Asia Afrika, di Gedung Negara Pakuan Bandung. Agar, semua delegasi bisa merasakan makanan khas Jabar.

"Kami berkeinginan, untuk merekomendasikan agar makanan khas Jawa Barat seperti nasi liwet, mungkin kalau bisa karedok dapat disajikan dalam suasana internasional," ujar Kepala Biro Humas Protokol dan Umum (HPU) Ruddy Gandakusumah, Senin (20/4).

Menurut Ruddy, rekomendasi untuk memasukan menu tradisional Jawa Barat dalam acara tersebut sudah disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada panitia pusat KAA.

Saat Kepla Staff Kepresidenan, Luhut Panjaitan ke sini untuk memantau, Gubernur sudah menyampaikan agar ada makanan khas Jawa Barat di jamuan nanti.    

Dalam jamuan makanan siang tersebut, kata Ruddy, Pemprov Jawa Barat hanya sebagai fasilitator yakni yang menfasilasitasi rumah dinas Gubernur Jawa Barat.

Namun, untuk penentuan menunya apa saja dan chef-nya siapa, semuanya diserahkan kepada panitia pusat di Jakarta. Pada Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 10 tahun lalu para kepala negara dan delegasi menginginkan makanan tradisional asal Indonesia.

"Tinggal sekarang ialah bagaimana membuat konsep menunya, yang lidahnya sama antara lidah orang Asia dengan orang Afrika. Tapi semuanya diserahkan ke panitia pusat," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement