REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menilai terjadinya prostitus di tempat kosan diakibatkan tidak ada tempat khusus untuk para pekerja seks komersial (PSK) bernaung.
"Di Jakarta karena lokalisasi ditutup larinya ke kos-kosan. Pelacuran kan ibarat kayak sampah masyarakat. Selama ada masyarakat, maka akan produksi sampah, cuma sampahnya jangan berceceran dimana-mana dong. Mesti dirapiin," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Balai Kota Jakarta, Senin (20/4).
Basuki mengatakan untuk membangun lokalisasi di Jakarta tidak akan mudah. Ia menilai akan banyak publik yang malahan akan mencelanya. "Ya gak bisa lah (buat lokalisasi), saya bisa diserang habis," ujar Ahok.
Sebelumnya mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso sempat menutup Lokalisasi Kramat Tunggak pada 1999 lalu. Berkat Sutiyoso, tempat lokalisasi tersebut disulap menjadi Jakarta Islamic Center. Namun Ahok menilai, ditutupnya lokalisasi tersebut, mengakibatkan prostitusi semakin menjamur.
"Ada lokalisasi bang yos berhasil menutup Kramat Tunggak jadi Islamic Center. Nyatanya sekarang berceceran ada di kos-kosan," kata mantan politikus Gerindra ini.