REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascaserangan bom yang mengenai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sana'a, Senin (20/4) waktu setmpat, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengaku belum mengetahui pelaku penyerangan.
Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir atau Tata mengatakan, pihaknya telah meminta agar dilakukan investigasi terkait serangan tersebut. Namun pihak keamanan setempat belum mengetahui siapa pelaku yang bertanggung jawab.
"Kami mencari tahu pelaku. Pihak keamanan di sana belum memberi tanggapan," katanya saat ditemui di Jakarta Convention Center, Selasa (21/4).
Saat ini, para warga negara Indonesia yang saat itu berada di KBRI Sana'a telah dipindahkan ke Wisma Duta. Kondisi gedung KBRI saat ini diakui Tata mengalami kerusakan hingga 80 persen termasuk mobil.
"Mobil di sana hancur semua, hanya ada satu dan itupun rusak," ujar dia.
Dalam serangan tersebut, KBRI hanyalah terkena dampak. Sebab target utama serangan merupakan depot amunisi yang berada di dekat KBRI.