Selasa 21 Apr 2015 14:05 WIB

Tim Percepatan di Yaman Sempat Kehilangan Kontak WNI

Rep: c07/ Red: Bilal Ramadhan
  Kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Sana'a, Yaman, Senin (20/4), hancur setelah terkena serangan bom.
Kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Sana'a, Yaman, Senin (20/4), hancur setelah terkena serangan bom.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Lalu Moh Iqbal mengungkapkan tim percepatan evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman sempat kehilangan kontak para WNI saat sedang melakukan pemindahan ke Wisma.

"Tim sempat kehilangan nomor kontak WNI saat melakukan pemindahan ke wisma. Namun sekarang sudah ada," ujar Iqbal di Kantor Kementrian Luar Negeri RI, Jalan Taman Pejambon,  No. 6, Jakarta Pusat, Selasa (21/4).

Saat ini, sambung Iqbal, tim akan terus mendorong para WNI untuk ikut dalam evakuasi, meskipun keputusan tergantung ke individu masing-masing. "Tim kami juga akan terus berkomunikasi dengan WNI yang nomornya ada di kontak kami," tambahnya.

Sebelumnya serangan bom di dekat kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sana'a, Yaman, Senin (20/4). Insiden terjadi pada pukul 10.45 waktu setempat. Serangan tersebut tidaklah menargetkan KBRI melainkan sebuah depot amunisi yang berada di dekat KBRI.

Namun, hingga kini belum ada pihak yang meminta maaf atas insiden tersebut. Pelaku penyerangan pun belum diketahui. Akibat serangan tersebut, jalan di sekitar KBRI rusak parah dan banyak korban jiwa yang merupakan warga di sekitar daerah tersebut. Sebanyak tiga WNI mengalami luka ringan akibat kejadian tersebut.

Pada Selasa (21/4) pagi sebanyak 41 WNI di kota Sanna Yaman sudah diberangkatkan ke Hudyadah. 41 WNI yang dievakuasi terdiri dari staff KBRI, tim evakuasi pusat dan WNI yang akan dievakuasi. Mereka membutuhkan waktu sekitar lima jam perjalanan untuk sampai Hudyadah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement