REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mantan ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah Muhammad Adnan secara resmi maju menjadi calon Ketua PBNU dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, pada 1-5 Agustus 2015.
"Insya Allah saya maju sebagai calon Ketua PBNU dan tidak gentar bersaing dengan dua kandidat lainnya yaitu Said Aqil Siradj dan Gus Solah (KH Salahuddin Wahid)," kata Adnan di Semarang, Selasa. (21/4)
Hal tersebut disampaikan Adnan usai bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di rumah dinas gubernur. Adnan menjelaskan bahwa jika terpilih menjadi Ketua PBNU maka dirinya akan menerapkan kepemimpinan yang memimpin, ngayomi (melindungi), dan ngladeni (melayani).
Menurut dia, kepemimpinan yang memimpin itu perlu dilakukan agar NU dapat memimpin di depan untuk kemajuan Indonesia. "Kepemimpinan yang ngladeni adalah kepemimpinan yang lebih mengutamakan kepentingan umat, bukan kepentingan pejabat," ujarnya.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Jateng itu menegaskan bahwa PBNU di masa mendatang harus menjadi pelopor dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Sekarang ini banyak paham keagamaan atau sempalan-sempalan keagamaan yang menggunakan simbol keagamaan tapi sebenarnya gerakan mereka lebih politik yang ingin mengubah negara kita," katanya.
Dia berpendapat, paham ahlus sunnah wal jama'ah menjadi kata kunci dalam mempertahankan keutuhan NKRI. "Selain itu, pengkaderan perlu terus dilakukan agar anak-anak muda NU itu tidak lepas dari akidah aslinya karena tawaran instan dari sempalan-sempalan NU itu cukup menggiurkan seperti semua orang akan sejahtera jika negara Indonesia berbentuk khilafah," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Adnan mengklaim telah mendapat dukungan dari 28 dari 36 Pengurus Cabang NU di Jateng terkait dengan pencalonannya sebagai calon Ketua PBNU.
"Empat PCNU di Jateng belum saya hubungi, dua belum memberikan respon dan dua lainnya belum memberikan balasan pesan singkat saya, sedangkan untuk pengurus cabang NU di luar Jawa saya sudah bertemu dengan perwakilan 25 daerah di Kalimantan serta Sumatera," katanya.
Adnan juga mengharapkan dukungan dari pengurus cabang istimewa NU di luar negeri seperti di Malaysia, Australia, Arab Saudi, dan Jepang.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang ditemui terpisah menilai bahwa Muhammad Adnan menjadi sosok yang harus diperhitungkan dalam pencalonan Ketua PBNU karena mempunyai wawasan dan pengalaman yang cukup baik.
"NU dalam kacamata saya lebih bergairah dalam berbangsa dan bernegara, serta secara internasional juga 'berbicara', Pak Adnan mempunyai kapasitas untuk itu," ujarnya.