Selasa 21 Apr 2015 21:56 WIB

Genjot Produksi RON 92, Pemerintah Didesak Akuisisi TPPI

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memeriksa kapasitas tangki BBM di terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta, Rabu (15/4). (Prayogi/Republika).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas memeriksa kapasitas tangki BBM di terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Plumpang, Jakarta, Rabu (15/4). (Prayogi/Republika).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintahan Presiden Jokowi didesak untuk memberikan dukungan kepada PT Pertamina (persero) untuk mengakuisisi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI). Hal ini diungkapkan oleh salah satu anggota Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, Agung Wicaksono.

"Ada dua perspektif mengapa harus diakuisisi. Pertama untuk peningkatan produksi RON 92. Kedua industrialisasi," jelas Agung, Selasa (21/4).

Agung mendesak pemerintah untuk konsisten dalam peningkatan industrialisasi. Salah satunya dengan tidak membiarkan TPPI mangkrak.

"Ini ada industri dalam negeri yang dibangun oleh kita. Tapi ada pabrik nganggur. Masa iya sih selama ini kita mengatakan kita terjadi deindustrialisasi, industri kita tidak tidak bisa tumbuh. Tapi ada pabrik nganggur tidak kita pakai," ujarnya lagi.

Agung melanjutkan, kilang yang mampu produksi 50 ribu barel RON 92 per hari itu tidak hanya menghasilkan BBM namun juga bahan baku industri lainnya, seperti untuk industri karpet dan rotan sintetis.

"Kalau ini tidak dimanfaatkan dengan alasan ada pemilik lama yang masih mungkin dapat manfaat, saya rasa negara tidak bijak," lanjut Agung.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement