Rabu 22 Apr 2015 12:20 WIB

'Jika SBY Memaksa Jadi Ketum Lagi akan Pengaruhi Suara Demokrat'

Rep: c15/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Antara
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuatnya sosok SBY di Partai Demokrat belum tentu bisa membawa Demokrat menjadi partai yang cemerlang di kancah perpolitikan mendatang. SBY disarankan untuk mundur dari perpolitikan dan menjadi sosok guru bangsa ketimbang harus kembali menjadi pimpinan partai.

Pengamat politik, Universitas Indonesia, Yon Machmudi menilai sosok SBY selaku tokoh tua di Demokrat mestinya arif dalam mengambil kebijakan. Sebab, menurut Yon mengingatk usia yang tak lagi muda, kedua posisi SBY yang citranya sudah mulai meredup di dalam politik menjadikan posisi SBY tak lagi kuat.

"Lebih bijak, jika SBY mengambil langkah menjadi guru bangsa yang tidak aktif dalam politik, sebab jika SBY ngoyo, ini akan berdampak pada elektabilitas Demokrat mendatang," ujar Yon saat dihubungi Republika, Rabu (22/4).

Namun, Yon tak menampik jika SBY tak maju, Demokrat akan mengalami krisis kepemimpinan. Sebab, menurut Yon saat ini belum ada sosok sekuat SBY. Kroni yang ada di sekitar SBY pun malah menekan kekuatan para tokoh muda Demokrat yang sebenarnya lebih bisa cemerlang ketimbang Demokrat.

Jika SBY mengambil langkah sebagai guru bangsa maka kemungkinan posisi dan citra SBY sebagai tokoh dan sosok pemersatu jauh lebih kuat. Maka, saat ini agar konstalasi politik yang terjadi Demokrat tak terlalu tajam, SBY perlu merangkul semua pihak dan mnegadakan bergain politik demi Demokrat mendatang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement