REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pemerintah Provinsi Maluku berniat menjadikan program pengembangan energi litrik dengan menggunakan arus air laut di Kabupaten Kepulauan Aru sebagai model percontohan. Gubernur Maluku, Said Assagaff mengatakan jika program ini berhasil, pemprov akan menjadikannya sebagai proyek percontohan untuk dikembangkan di kabupaten/kota lain di Maluku yang memiliki arus laut besar dan bisa bertahan di atas 12 jam.
Upaya ini dilakukan pemprov sebagai salah satu langkah mencegah krisis energi listrik.
Menurut gubernur, saat ini pemprov sedang melakukan kerja sama dengan sejumlah ahli dari Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon untuk kegiatan penelitian pengembangan energi listrik memanfaatkan kekuatan arus air laut.
Program penelitian potensi arus air laut ini difokuskan pada wilayah bagian selatan Kabupaten Kepulauan Aru yang ternyata memiliki potensi besar karena arusnya bisa berlangsung selama 24 jam. "Kita di Maluku juga mengalami krisis energi listrik jadi pemprov dorong Unpatti melakukan penelitian untuk kembangkan listrik tenaga arus air laut yang saat ini masih berlangsung di wilayah Kabupaten Kepulauan Aru," katanya, Rabu (22/4).
Untuk mendukung kegiatan tersebut, Pemprov Maluku telah mengalokasikan dana senilai Rp 600 juta dalam APBD 2015, dan diharapkan kegiatan penelitiannya dalam tahun ini sudah bisa rampung. Selain memanfaatkan potensi arus air laut, Pemprov Maluku juga berkeinginan menggunakan kekuatan arus angin sebagai pembangkit energi listrik, terutama di wilayah selatan, dan direncanakan mulai tahun 2016 diteliti para ahli dari Unpatti Ambon.
"Daerah lain di Maluku juga memiliki potensi serupa, namun kekuatan arus airnya bisa bertahan antara 12 hingga 16 jam, tetapi khusus untuk Aru punya potensi besar selama 24 jam bertahan," ujar gubernur.