REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG--Sebanyak sembilan rumah dan sebuah mushalla di Desa Campurejo Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, rusak tertimpa tanah longsor. Kepala Desa Campurejo Agus Setyawan menyebutkan dari sejumlah rumah rusak tersebut, dua di antaranya rata dengan tanah yakni milik Slimet (45) dan Trimo (43) di Dusun Gondang.
Kemudian empat rumah rusak berat milik Bunawar (43), Tuladi (39), Mahrin (53), dan Suwono (51) di Dusun Krajan dan rusak ringan rumah milik Khomiyatun (41), Sudiyat (40), dan Juweni (38) Dusun Krajan serta Mushalla Al Ikhlas juga mengalami rusak ringan.
Ia menuturkan hujan deras yang menguyur Desa Campurejo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung pada Selasa (21/4) siang mengakibatkan tanah longsor di beberapa titik. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, warga yang terdampak tanah longsor tersebut terpaksa harus mengungsi.
"Sebanyak 28 orang harus mengungsi di rumah kerabatnya. Kerugian dalam bencana ini mencapai Rp250 juta lebih," katanya di Temanggung, Rabu (22/4).
Ia mengatakan struktur tanah di daerah tersebut labil sehingga ketika hujan turun dalam waktu cukup lama maka mudah longsor. "Hampir semua dusun yang berada di Desa Campurejo sangat rawan tanah longsor, warga juga sudah menyadari hal itu," katanya.
Ia mengatakan warga yang tertimpa bencana saat ini membutuhkan bantuan logistik. Memang sudah ada bantuan logistik dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, tetapi kemungkinan kurang untuk memenuhi kebutuhan hingga satu pekan ke depan.
Kepala Dusun Gondang, Shodiq mengatakan saat terjadi longsor keluarga Slimet dan Trimo sudah mengungsi. "Mereka sudah sadar ketika hujan turun lebih dari dua jam pasti langsung mengungsi ke tempat yang lebih aman," tuturnya.
Ia mengatakan sebelum tebing yang berada di belakang rumah Slimet longsor, hujan deras turun selama dua jam lebih. Berdasarkan pantauan, warga bersama TNI/Polri dan BPBD melakukan kerja bakti menyingkirkan material longsoran.