REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Swedia sepakat untuk bekerja sama dalam memberikan dukungan pembangunan kapasitas bagi Palestina. Kesepakatan itu dihasilkan dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom di sela-sela pelaksanaan Pertemuan Pemimpin KAA 2015 di Jakarta, Rabu (22/4).
"Indonesia dan Swedia berkerja sama untuk meningkatkan pembangunan kapasitas di Palestina melalui Kerja sama Triangular," kata Menlu Retno usai pertemuan bilateral tersebut.
Menurut Retno, Indonesia dan Swedia sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama pembangunan kapasitas yang dapat diberikan kepada Palestina. "Kami setuju untuk menindaklanjuti kerja sama pembangunan kapasitas yang kami bisa tawarkan kepada Palestina. Oleh karena itu, saya sangat menghargai kehadiran Menlu Swedia," ujar dia.
Swedia hadir dalam Konferensi Tingkat Tingggi Asia Afrika (KAA) sebagai negara peninjau. Menlu Retno mengatakan, pemerintah Indonesia menyambut baik kehadiran Swedia dalam KAA.
"Kami senang menerima kehadiran Swedia dalam KAA sebagai negara peninjau. Bagi Indonesia, khususnya dalam konferensi ini, Swedia memiliki peran penting karena Swedia merupakan negara Uni Eropa pertama yang mengakui (kemerdekaan) Palestina," ungkap dia.
Pada kesempatan itu, Menlu Swedia Margot Wallstrom menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas kerja sama yang terjalin dalam upaya memberikan dukungan bagi solusi dua negara (Israel dan Palestina).
"Swedia telah memutuskan untuk mengakui Palestina, dan sekarang kami melakukan kerja sama bilateral dengan tujuan memenuhi kebutuhan rakyat Palestina," ujar dia.
Wallstrom mengaku bahwa Swedia mendapatkan banyak kritik dari beberapa pihak ketika memutuskan untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Dia juga mengatakan Pemerintah Swedia telah mulai memberikan dukungan pembangunan kapasitas kepada Palestina. "Kami telah memberikan dukungan kami bagi rakyat Palestina dalam hal proyek pembangunan, pencegahan perubahan iklim, kewirausahaan, dan pembangunan demokrasi," ungkap Menlu Swedia itu.