REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonsia
(LIPI), Siti Zuhroh menjelaskan, kongres Partai Demokrat yang akan dilangsungkapan Mei mendatang diarahkan menuju aklamansi. Hal ini, kata dia, bisa menimbulkan resistensi dan friksi, serta konflik internal Partai Demokrat.
"Adanya pemecatan dan pergantian kepengurusan di kepengurusan akar rumput (DPC) sudah menjelaskan arah kongres menuju aklamasi. Karena keputusan politik, pasti dilakukan dengan perhitungan politik juga," jelas Zuhroh saat dihubungi Republika, Rabu (22/4).
Zuhroh menambahkan, pasti ada kader-kader Demokrat yang ingin mencalonkan diri dan aktif dalam kongres nanti. "Tapi hal ini tidak bisa terjadi, dan tentu bisa menimbulkan polemik di internal partai," katanya.
Sebelumnya, tiga ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Nganjuk, Kota Pasuruan, dan Kota Surabaya dicopot serta diganti oleh Plt (Pelaksana tugas). Hal ini karena berbagai alasan. Ketua DPC Kota Surabaya, Dadik Risdaryanto dicopot karena tak mengurus partai.
Sedangkan, Ketua DPC Kota Pasuruan, Dendy Kukuh Santoso dicopot karena kinerjanya buruk. Dendy dinilai tak aktif dalam pemilu legislatif sehingga suara Demokrat menjadi anjlok. Lalu, Ketua DPC Kabupaten Nganjuk karena melakuka pelanggaran fatal. Yakni tidak dibaginya dana saksi saat pemilu 2014 berlangsung.
Berdasarkan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrat, kader Plt tidak bisa memberikan suara dalam kongres Mei mendatang.