REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tekad lembaga antariksa Uni Emirat Arab untuk menjelajah Planet Mars, disambut antusias oleh warganya. Saat Perdana Menteri Mohammed bin Rashid Al Maktoum mengajak warga untuk menyumbang nama, wargapun beramai-ramai menginfaqkan ide mereka untuk memberi nama wahana tak berawak tersebut melalui akun Twitter.
Cara yang dilakukan pemimpin Dubai ini untuk mendorong partisipasi publik bukanlah yang pertama. (Baca: Warga Ingin Misi Mars Uni Emirat Arab Bernama 'Zayed Probe')
Presiden Iran, Ahmadinejad, sewaktu memerintah pernah mengeluarkan ide yang tidak biasa dengan memunculkan instrumen filantropi Islam sebagai alternatif pengembangan program luar angkasa negara itu, seperti wakaf dan infaq.
Ahmadinejad mengumumkan secara publik bahwa dia siap mewakafkan dirinya sebagai astronot pertama, dan siap mengambil risiko, jika ternyata roket peluncur buatan dalam negeri belum matang.
Selain itu, dia juga mengungkapkan tekadnya untuk berinfaq (donasi) demi pengembangan industri antariksa Iran. (Baca: 'Google Lunar X Prize' Diperpanjang sampai 2016, Arab dan Iran tak Ikut)
Menurut The Telegraph, kata yang diungkapkan Ahmadinejad, pada Februari 2013, adalah to auction and to donate. Ketulusan sang Presiden mungkin menjadi inspirasi bagi warga Iran. Tapi, tidak untuk para politisi Amerika Serikat.
"Jadi Ahmadinejad ingin menjadi orang pertama Iran di Luar Angkasa, bukankah dia sudah dari sana minggu kemarin?" tulis Senator Partai Republik AS, John McCain di akun Twitternya, saat itu, mencemooh pernyataan Ahmadinejad, dikutip dari Aljazeera.
Tapi, tidak semua warga AS setuju dengan cemoohan itu. "@SenJohnMcCain adalah orang rasis yang lucu," tulis pemilik akun @manolo_loop menyikapi pernyataan tersebut. (Baca: Ternyata, Astronot di Stasiun Luar Angkasa tidak Boleh Minum Miras)
Di AS sendiri, filantropi sudah tidak jarang dilakukan dalam mendanai berbagai riset, tentunya termasuk riset antariksa. Hasil-hasil riset publik itu memperkaya pencapaian yang dihasilkan oleh lembaga antariksa AS (NASA). Bentuknya bisa bermacam-macam seperti crowdfunding, intensif dan donasi (sedekah) atau investasi lunak jangka panjang untuk para startup.
Setelah Ahmadinejad, Presiden baru Iran Hassan Rouhani mengembalikan wewenang lembaga antariksa ke Kementerian Telekomunikasi. Sebelumnya, Ahmadinejad, sengaja menariknya ke kantor kepresidenan untuk akselerasi pengembangan inovasi, dikutip dari Al Monitor.
Tapi, walaupun kini kembali di bawah kementerian, Iran tetap bertekad memajukan industri antariksanya.
"Kami tidak perlu minta ijin (kepada pihak manapun) untuk menikmati kemajuan," kata Rouhani baru-baru ini.