Kamis 23 Apr 2015 06:05 WIB
Konferensi Asia Afrika

Jokowi Ajak Yordania Suarakan Persatuan Umat Islam

Presiden Jokowi bersama Raja Yordania Abdullah.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi bersama Raja Yordania Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seusai melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Raja Yordania Abdullah, di Assembly 1, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (22/4) siang.

Dalam pertemuan itu, Jokowi mengajak Raja Abdullah agar pemerintah Yordania bisa bekerja sama dengan Indonesia untuk menyuarakan persatuan umat Islam di dunia. Selain itu, Presiden Jokowi berharap agar Yordania mendukung Indonesia dalam pencalonannya menjadi anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

Sementara di bidang perdagangan, Presiden Jokowi berharap Yordania bisa meningkatkan impor produk dari Indonesia, seperti CPO dan tekstil. Sebaliknya, Presiden Jokowi  juga menawarkan kerjasama dalam impor fosfor.

Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta Raja Abdullah untuk menjadikan Yordania sebagai pintu ekspor Indonesia di Timur Tengah. Dilansir laman Setkab, Jokowi juga mengundang investor Yordania untuk menanamkan modak di sektor infrastruktur di Indonesia.

Sementara itu Raja Yordania Abdullah menyampaikan apresiasi atas kerjasama Indonesia dalam membela dunia Islam dunia. Karena itu, Raja Abdullah meyakini Indonesia akan mendapat banyak dukungan untuk menjadi anggota DK PBB.

Raja Yordania berharap ada peningkatan business to business di atara kedua negara untuk kepentingan bersama. Dan secara khusus, Raja Abdullah berharap ada kerjasama peningkatan kapabilitas di bidang kesehatan.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu adalah Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menlu Retno L.P. Marsudi, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement