REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Salah satu pusat kegiatan masyarakat Islam di Melbourne, Al-Furqan Islamic Centre, secara resmi menghentikan operasinya. Penutupan ini dilakukan setelah tiga remaja yang ikut kegiatan di tempat itu dinyatakan sebagai tersangka terorisme.
Dalam pernyataan yang dirilis melalui websitenya, Al-Furqan mengaku mendapat tekanan dari berbagai pihak setelah tiga dari lima remaja yang ditangkap di Melbourne terkait terorisme pekan lalu dinyatakan sebagai tersangka.
"Pernyataan ini untuk mengumumkan bahwa terhitung sejak saat ini Al-Furqan Islamic Centre menghentikan kegiatannya," demikian dikatakan dalam pernyataan tersebut baru-baru ini.
Ditambahkan, "Keputusan ini tidak mudah. Namun dengan pelecehan, tekanan dan tuduhan palsu yang kami terima, khususnya dari media dan politisi, maka penutupan tempat ini merupakan yang terbaik untuk melindungi warga setempat, anggota, dan masyarakat Muslim umumnya".
Tempat yang terletak di daerah Springvale South di pinggiran Kota Melbourne itu kembali menjadi sorotan setelah Sevdet Besim dan Harun Causevic (keduanya remaja 18 tahun), dijadikan tersangka pekan lalu dengan tuduhan merencanakan serangan teror pada saat perayaan Hari Anzac akhir pekan ini.
Remaja lainnya, juga 18 tahun, dijadikan tersangka dengan tuduhan pelanggaran penyediaan senjata yang akan dipergunakan dalam rencana serangan teror tersebut .
Kepolisian setempat menyatakan ketiga remaja ini, bersama dua lainnya yang turut ditangkap namun kemudian dibebaskan, semuanya memiliki hubungan dengan pusat kegiatan Al-Furqan tersebut.
"Al-Furqan dan sejumlah pusat kegiatan lainnya di Australia telah menjadi perhatian kami," kata Asisten Komisioner Kepolisian Victoria, Steve Fontana.
"Namun ini lebih pada adanya oknum yang mencoba mempengaruhi para remaja, oknum inilah yang menjadi perhatian kami," katanya.
Komisioner Fontana menambahkan, "Oknum ini yang tampaknya memiliki pandangan ekstrim dan mencoba merekrut dan melibatkan orang lain".
Namun polisi belum memastikan apakah pusat kegiatan Al-Furqan itu berada dalam penyelidikan atau tidak.
Akhir tahun lalu seorang remaja bernama Abdul Numan Haidar yang juga aktif di Al-Furqan, tewas ditembak setelah dilaporkan menyerang dua petugas di halaman kantor polisi di daerah Endeavour Hills di pinggiran Melbourne.
Menyusul kejadian saat itu, pengelola Al-Furan membuat pernyataan yang membantah keterlibatan mereka.
"Al Furqan ingin menekankan bahwa pusat kegiatan ini dan pemimpinnya, Harun Mehicevic, sama sekali tidak terkait dengan insiden ini," demikian dikatakan dalam pernyataan itu.
Ketua Islamic Council of Victoria, Ghaith Krayem, yang dihubungi terpisah di Melbourne menyatakan masyarakat Islam secara umum bisa disebut gagal menangani pusat Al-Furqan tersebut.
Menurut Krayem, ia akan mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Al-Furqan Harun Mehicevic, Kamis (23/4/2015) hari ini.
"Tujuan pembicaraan ini adalah mengajak mereka untuk terlibat dalam kegiatan kami. Kami mengakui selama ini memang tidak pernah melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan Islamic Council of Victoria," kata Krayem.
Penutupan Al-Furqan centre terkait dengan penetapan tiga remaja sebagai tersangka dengan tuduhan berencana melakukan serangan terorisme.
Krayem menyatakan ketiga remaja yang kini jadi tersangka terorisme tidak begitu aktif di Al-Furqan Islamic Centre.
"Setahu saya mereka tidak begitu aktif di Al-Furqan, tapi berpindah-pindah antara Al-Furqan dan pusat kegiatan lainnya termasuk sejumlah masjid utama," jelasnya.
Tantangan bagi masyarakat Islam, kata Krayem, adalah mendekati anak-anak muda yang terisolasi, dan hal itu yang telah gagal dilakukan selama ini.