Kamis 23 Apr 2015 16:09 WIB

KAA Diminta Menekan Amerika Perjuangkan Kemerdekaan Palestina

Zena (6 tahun), warga Belgia keturunan Palestina melakukan demo di Brussel..
Foto: Reuters
Zena (6 tahun), warga Belgia keturunan Palestina melakukan demo di Brussel..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia, Asrudin mengatakan, negara-negara Konferensi Asia-Afrika (KKA) perlu memberikan aksi untuk menekan Amerika Serikat guna memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

"Isu kemerdekaan Palestina inikan isu yang sudah lama, bukan isu baru, dan setiap Presiden kita juga meng-adress (menjadikan) isu ini dalam pidato internasional mereka. Namun ini tidak akan berarti, dan hanya mengulang-ulang saja tanpa keterlibatan Amerika Serikat dalam kemerdekaan Palestina," katanya di Jakarta, Kamis (23/4).

Untuk itu, menurut dia, hasil kongkret yang sangat mungkin dilaksanakan dalam KAA kali ini adalah memberikan tekanan kepada Amerika Serikat untuk menekan Isreal kembali duduk berunding terkait kemerdekaan Palestina.

"Tanpa langkah realisasi yang pasti dan tekanan yang berarti terhadap AS, ini hanya jargon yang diulang-ulang setiap pemimpin," ucapnya.

Dia mengatakan, sampai saat ini, Amerika Serikat menjadi kekuatan yang penting dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Namun sayangnya, kekuatan lobi Israel dalam kongres Amerika Serikat, AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) sangat kuat mencengkeram, sehingga setiap tindakan pemerintah AS (Presiden) untuk menekan Israel seringkali dipatahkan di parlemen.

"Karena bagaiamnapun persetujuan kebijakan di AS tidak tunggal, selain Presiden, juga ada Kongres, dan disinilah lobi Israel menjegal segala kebijakan yang merugikan mereka," tukasnya.

Karena itu, bila negara-negara KAA mampu mewujudkan tekanan yang signifikan kepada Amerika Serikat, ia menyakini, perjuangan kemerdekaan Palestina akan menjadi semakin mendekati kenyataan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement