REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) masih terus melakukan proses investigasi penyebab terbakarnya pesawat F16 di landasan pacu Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusumah.
Menurut Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, saat ini pihaknya sudah memulai proses investigasi penyebab terbakarnya pesawat F16 tersebut. Proses investigasi itu rencananya bakal dilakukan di Jakarta. Namun, jika diperlukan, proses investigasi bisa diteruskan di tempat lain.
''Ini kan baru benar-benar dimulai investigasinya, jadi mohon ditunggu. Hasil investigasi itu nanti akan di-publish,'' kata Dwi kepada wartawan di sela-sela acara pisah-sambut Kadispen AU di Griya Ardhya Garini, Lanud Halim Perdanakusumah, Kamis (23/4).
Dwi menambahkan, bukan tidak mungkin dalam proses investigasi itu pihaknya mengundang perwakilan dari pabrikan F16 untuk membantu proses investigasi. Tidak hanya itu, proses investigasi juga akan melibatkan orang-orang yang memiliki pemahaman dan kualitas. Begitu juga dengan keterlibatan lembaga-lembaga terkait.
Dwi menyebut, normalnya proses investigasi terhadap insiden pesawat bisa memakan waktu enam hingga satu tahun mendatang. ''Untuk normalnya proses itu bisa memakan waktu enam bulan sampai satu tahun. Kami tunggu saja nanti,'' lanjut Dwi.
Nantinya hasil investigasi ini, lanjut Dwi, dapat digunakan sebagai bahan kajian dan evaluasi untuk kedatangan pesawat-pesawat F16 berikutnya. Dari 24 pesawat F16 yang telah dipesan, TNI AU memang baru menerima lima pesawat, salah satunya adalah yang terbakar di Lanud Halim Perdanakusumah.
Kendati begitu, Dwi memastikan, berdasarkan permintaan Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus Supriatna, 19 pesawat yang masih tersisa dan belum dikirim akan dilengkapi oleh drag chute. Ini merupakan salah satu hasil evaluasi sementara dari terbakarnya pesawat F16.
''Pengiriman berikutnya diharapkan sudah dilengkapi drag chute. Jadi sudah ada perubahan specs yah. Kalau sebelumnya kan tidak ada. Pengiriman berikutnya sudah ada tambahan alat itu,'' ujar lulusan AAU 1983 itu.