REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemberontak Houthi merebut markas besar brigade militer di Taiz, kota ketiga terbesar di Yaman dari pasukan yang mendukung Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi. Karena itu, Arab Saudi dan sekutunya kembali melakukan serangan udara untuk menghantam daerah itu.
Menurut keterangan beberapa saksi mata, serangan udara pimpinan Saudi kembali menyerang beberapa titik lokasi pasukan Houthi pada hari ini, Kamis (23/4). Serangan terbaru itu menghantam posisi pemberontak di dekat Ibukota Sanna, di sekitar Kota Taez, dan di pusat Kota Yarim.
Duta besar Asab Saudi untuk Amerikat Serikat, Adel bin Ahmed al-Jubeir mengatakan, Arab Saudi tetap akan melakukan perlawanan jika para pemberontak Syiah Houthi di Yaman mengambil langkah-langkah agresif. negaranya juga akan mengupayakan semua penyelesaian politik yang didasarkan pada dialog.
"Jika Houthi atau sekutu-sekutu mereka membuat langkah-langkah agresif, maka akan ada respons," ujar al-Jubeir.
Menurut al-Jubeir, pasukan pemberontak Houthi kembali mendekati kota pelabuhan Aden dari tiga sisi. Karena itu, Arab Saudi bertekad untuk menghentikan mereka merebut kota itu.
Pada Rabu (22/4), pemberontak Houthi merebut satu markas besar brigade militer di Taiz, kota ketiga terbesar di Yaman. Sementara, pertempuran darat terus berlangsung di Sanna dan di kota pelabuhan Aden, Yaman Selatan.
Perang di Yaman telah berlangsung sebulan lamanya. Menurut laporan WHO perang Yaman telah memakan korban tewas sebanyak 944 orang dan korban luka 3.487.
Dilansir dari Reuters, perwakilan WHO, Rana Sidani mengatakan bahwa jumlah tersebut hanya dihitung berdasarkan laporan dari rumah sakit kepada Kementerian Kesehatan setempat. Total korban yang sebenarnya jauh lebih besar.
Sebelumnya, pada Selasa (21/4) Arab Saudi dengan koalisinya memutuskan untuk mengakhiri operasi “Badai Pasir”. Kebijakan tersebut dilakukan terkait dengan kampanye melindungi warga sipil dan mencegah pemberontak Houthi melakukan operasi bersenjata.
Serangan udara di Yaman menyebabkan banyak kehancuran dam korban jiwa, bahkan pada Senin (20/4), serangan bom terjadi di dekat kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sana'a, yang menyebabkan kerusakan parah pada kantor KBRI. Setidaknya, dua orang warga negara Indonesia (WNI) juga mengalami luka ringan.