Kamis 23 Apr 2015 19:09 WIB

Ribuan Siswa di Queensland Peringati 100 Tahun Anzac

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENDSLAND -- Hampir 4.000 siswa dari sekolah dasar dan lanjutan di Queensland tenggara memberi penghormatan kepada tentara Anzac dalam sebuah upacara di Lapangan Anzac Brisbane, menjelang peringatan 100 tahun yang jatuh pada Sabtu (25/4).

Para perwakilan siswa meletakkan karangan bunga di sekitar api abadi, yang dipimpin oleh Menteri Utama Queensland, Annastacia Palaszczuk, Pemimpin Oposisi, Lawrence Springborg, dan Gubernur Queensland, Paul de Jersey.

Presiden Komite Peringatan Hari Anzac, Arthur Burke, mengatakan kepada kerumunan siswa bahwa pemuda Queensland, kala itu, memimpin di Gallipoli. "Upacara hari ini hampir 100 tahun sejak prajurit pemberani dari Batalyon Infantri 9, asal Queensland, menjadi yang pertama melangkahkan kaki ke Semenanjung Gallipoli," ujarnya baru-baru ini.

Ia menyambung, "Mereka membiarkan dunia tahu bahwa Australia memiliki tiga atribut keberanian, pengorbanan dan persahabatan - Ciri-ciri yang menjadi landasan semangat Anzac."

Sementara dalam pidatonya, Menteri Annastacia membacakan surat yang menyentuh, yang ditulis oleh seorang tentara Perang Dunia I. "Perang adalah kumpulan cerita individu, kehormatan, keberanian dan pengorbanan. Banyak dari perempuan muda pemberani yang membuat pengorbanan terbesar, hampir tak jauh lebih tua dari siswa SMA," kemuka sang Menteri Utama.

Gubernur Paul berbicara tentang legenda Anzac. "Kita masih menunjukkan semangat Anzac. Hal ini, seperti yang kami katakan, adalah karakter yang menentukan. Ini memberi kita kekuatan, itu mengingatkan kita pada keputusan penting yaitu bahwa kita membantu dan menjaga satu sama lain," paparnya.

Sekolah tamu dalam acara tahun ini adalah ‘Australian International Islamic College’. Siswa bernama Afrah Yusuf memberi penghormatan kepada tentara Australia, baik yang purna tugas maupun yang masih bertugas.

"Upacara seperti ini adalah pengingat abadi atas pengorbanan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan pemberani yang percaya bahwa negara kita yang luar biasa patut diperjuangkan dan dibela hingga mati," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement