REPUBLIKA.CO.ID,Kiprah para ulama sepanjang sejarah dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah, tak lagi diragukan. Dalam Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik hingga Indonesia Kontemporer, Muhammad Iqbal dan H Amin Husein Nasution mengatakan para ulama memainkan peranan penting dalam menggerakkkan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Terjadi pemberontakan di berbagai wilayah nusantara. Di aceh, di bawah pimpinan Teuku Umar, Cut Nyak Dien dan Teuku Cik Di Tiro terjadi perang melawan Belanda.
Di Minangkabau terjadi Perang Padri yang bermula dari perselisihan antara kaum agama yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol dan kaum adat lalu yang diikutcampuri Belanda. Di Jawa perlawanan terhadap Belanda dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Sedangkan di Kalimantan dipimpin Pangeran Antasari. Demikian juga di daerah lain. Mereka bergolak melawan kolonialisme Belanda.
Dalam konteks keindonesiaan, hubungan Islam dan negara juga mengalami dinamika dan perkembangan. Umat Islam yang merupakan mayoritas berusaha memberi kontribusi berharga bagi perkembangan kenegaraan Indonesia. Ada kalanya upaya umat Islam ini terakomodasi dalam ruang publik, namun tidak jarang pada saat tertentu upaya tersebut dicurigai penguasa. Pada masa penjajahan, misalnya Islam menjadi kekuatan perlawanan terhadap kolonialisme.