REPUBLIKA.CO.ID, -- Kebesaran al-Afghani terletak terutama dalam peranannya sebagai pembangkit kesadaran politik umat menghadapi Barat, dan pemberi jalan bagaimana menghadapi arus modernisasi dunia.
Kegiatan politiknya membawa al-Afghani ke banyak negeri, Islam dan bukan-Islam, sejak dari Hijaz, Mesir, Yaman, Turki, Rusia, Inggris, Prancis, dan lain-lain.
Di antara sekian banyak perjalanannya itu yang sangat berkesan baginya ialah ketika ia pada tahun 1871 mendatangi Mesir.
Untuk kedua kalinya al-Afghani mengunjungi Mesir dan menetap di sana selama delapan tahun, saat pengaruh intelektual dan politiknya yang luar biasa mulai menunjukkan hasil.
Di antara beberapa murid al-Afghani yang paling terkenal dan yang kemudian sangat berpengaruh di seluruh dunia Islam ialah Muhammad Abduh (Syaikh Muhammad Abduh, 1261-1323 H/1845-1905 M).
Bersama Muhammad Abduh, al-Afghani karena sesuatu hal pergi ke Prancis. Di sana mereka berdua menerbitkan majalah dalam bahasa Arab, al-‘Urwah al-Wutsqâ (Tali yang Kukuh), media mereka untuk reformasi dan modernisasi umat.
Di Prancis itu al-Afghani bertemu dengan Ernest Renan, failasuf dan sejarawan terkenal, yang salah satu bidang kajiannya ialah falsafah Ibn Rusyd. Konon Renan mendapati kepribadian dan ide-ide yang amat menarik pada diri al-Afghani.
Sebagai ahli falsafah, ia mengatakan merasa seperti sudah kenal sebelumnya. Sebab baginya al-Afghani terdengar suaranya seperti suara Ibn Sina dan Ibn Rusyd yang menyeru umat kepada rasionalisme dan kebebasan berpikir.