REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang digelar di Indonesia tahun ini telah melahirkan Pesan Bandung. Dokumen tersebut telah disahkan Presiden Joko Widodo saat penutupan KAA di Balai Sidang Jakarta Convention Center pada Kamis kemarin (23/4).
Namun, baru hari ini Pesan Bandung tersebut ditandatangani. Penandatanganan dokumen tersebut dilakukan oleh tiga kepala negara, yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai tuan rumah, Presiden Cina Xi Jinping yang mewakili kawasan Asia, serta Raja Swaziland King Mswati III yang mewakili Afrika.
Penandatanganan dilakukan di Gedung Merdeka dengan disaksikan para kepala negara/pemerintahan dan ratusan delegasi peserta KAA. Gedung Merdeka sendiri merupakan gedung bersejarah yang menjadi tempat pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pertama kali pada tahun 1955.
Secara umum, Pesan Bandung berisi pesan visioner tentang sejumlah kerjasama yang akan dilakukan bangsa-bangsa Asia Afrika, antara lain soal penguatan solidaritas politik, memperkuat kerjasama bidang ekonomi dan mempererat hubungan sosial dan kebudayaan.
Salah satu poin dalam Pesan Bandung menyebutkan bahwa negara-negara Asia Afrika berkomitmen untuk mendorong kerjasama di bidang kesetaraan gender dan emansipasi wanita, yang difokuskan untuk menyediakan akses pendidikan, kesehatan serta lapangan pekerjaan bagi mereka.
Selain Pesan Bandung, KAA 2015 juga telah melahirkan Deklarasi Dukungan Palestina serta Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika. Namun, hanya Pesan Bandung yang ditandatangani oleh kepala negara perwakilan dua kawasan.
Juru Bicara Konferensi Asia Afrika Yuri Thamrin mengatakan, dua dokumen lainnya tidak ditandatangani perwakilan kepala negara karena bersifat teknis.