REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Para pelajar dari Arab Saudi merasa takut dengan semakin banyaknya kelompok anti-Islam. Mereka saat ini merasa lebih takut terhadap serangan yang dilakukan kepada Islam dari pada tahun-tahun sebelumnya.
Presiden Asosiasi Pelajar Arab Saudi di Brisbane, Abdullah Asiri mengatakan, sebagian besar pelajar Saudi tahu kalau serangan yang dilakukan kepada Islam hanya dilakukan sekelompok kecil orang. "Ini tidak mencerminkan masyarakat Australia secara keseluruhan," katanya seperti dilansir alarabiya, Rabu, (22/4).
Namun, ujar dia, memang para pelajar yang naik kendaraan umum atau bus saat mau kuliah merasa takut diserang orang yang anti-Islam. Mereka sering memikirkan hal ini sebelum berpergian.
Sabtu lalu, terdapat sekelompok orang yang melakukan demontrasi di jalan-jalan meneriakkan anti sertifikasi halal, anti hukum syariah, dan anti imigrasi Muslim. Bahkan demonstrasi tersebut menimbulkan kekerasan dan kericuhan di kota Melbourne dan Brisbane.
Sebelum terjadinya demonstrasi tersebut, Kedubes Arab Saudi meminta para pelajar tidak mengenakan baju khas Arab melalui email. Ini dilakukan supaya tidak menimbulkan kecurigaan kelompok anti-Islam kepada orang-orang Arab.
Para pelajar juga diminta supaya menghindari daerah-daerah yang tidak aman. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik dengan kelompok anti-Islam.