REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Susanto menjelaskan penyelenggaraan pesta bikini tidak sejalan dengan arah pendidikan Indonesia. Sebab acara itu menurutnya justru menentang visi yang telah dicanangkan Departemen Pendidikan Nasional.
"Hajat pendidikan Indonesia adalah pembangunan karakter yang bermoral dan mimiliki nilai spiritual. Tapi ini ditentang oleh isu (pesta bikini) yang sekarang beredar," papar Susanto di kantor KPAI, Menteng, Jumat (24/4).
KPAI, kata dia, siap mendukung sekolah yang merasa dirugikan karena kabar tersebut. "Jika sekolah ingin menempuh jalur hukum secara kolektif maupun individu, kami akan terus back up (dukung)," ujarnya menegaskan.
Susanto juga mempersilahkan sekolah yang ingin mendiskusikan hal ini terlebih dulu dengan Dinas Pendidikan, sebelum melakukan proses hukum.
Jumat ini, KPAI memanggil sekolah-sekolah yang diduga terlibat dan mendukung penyelenggaraan acara pesta bikini. Setelah diklarifikasi, mayoritas sekolah sama sekali tidak mengetahui soal acara tersebut. Perwakilan sekolah, salah satunya SMA Muhammadiyah Jakarta, akan melaporkan ini ke kepolisian karena dianggap mencemarkan nama baik.
Sebelumnya dunia twitter dihebohkan dengan beredarnya undangan pesta bikini bagi anak SMA. Undangan tersebut disebar oleh akun Twitter bernama @Divine_prod. Di situ tertulis akan diadakan pesta pada 25 April 2015 di The Media Hotel, Jalan Gunung Sahari, dari pukul 22.00 sampai selesai.