Jumat 24 Apr 2015 21:02 WIB
konferensi asia afrika

Mesir: Asia-Afrika Tak Akan Tenang Sebelum Palestina Merdeka

bendera palestina
Foto: www.worldbulletin.net
bendera palestina

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perdana Menteri Mesir Ibrahim Mahlab mengatakan, pemimpin Asia-Afrika tidak akan dapat beristirahat dengan tenang, sebelum Palestina mendapatkan kemerdekaan.

"Kita tidak akan pernah melupakan Palestina dan pemimpin kita tidak akan bisa tenang hingga penderitaan bangsa Palestina yang dijajah oleh bangsa lain berakhir," katanya di hadapan 21 kepala negara/pemerintahan negara Asia-Afrika saat acara puncak sekaligus penutupan Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat (24/4).

Ibrahim Mahlab menjadi wakil Afrika yang memberikan pidato dalam acara tersebut. Menurut dia, bangsa Asia-Afrika memiliki hak yang sama atas kemerdekaan dan berdaulat seperti yang diserukan oleh para pendiri KAA pada 1955 dalam Dasasila Bandung.

Namun, setelah 60 tahun berlalu, Palestina masih tertinggal dari bangsa Asia-Afrika lain karena belum mendapatkan kemerdekaan setelah dijajah selama hampir 70 tahun. Oleh karena itu, Mesir menyerukan agar semua pemimpin Asia-Afrika bekerja sama untuk segera mewujudkan cita-cita kemerdekaan Palestina.

"Semangat Bandung akan terus menerangi kita untuk mendapatkan kemerdekaan dan kemakmuran bagi Palestina," kata Mahlab.

PM Mesir juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan rakyat Indonesia yang senantiasa memberikan dukungan kepada bangsa Palestina dan menggalang persatuan negara Asia-Afrika untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Indonesia merupakan inisiator tiga dokumen hasil KAA yakni Bandung Message, Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP), dan Deklarasi Palestina.

Ketiga dokumen tersebut telah melalui proses pembahasan di New York, pertemuan pejabat tinggi (SOM) KAA, pertemuan tingkat menteri (AAMM) KAA dan berhasil disepakati secara bulat dalam pertemuan tingkat tinggi KAA di Jakarta pada Kamis (23/4) lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement