REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPP AGPAII), Manahan Marbawi berpendapat, seharusnya sekolah bisa mengantisipasi hasrat siswanya yang ingin merayakan kelulusan dengan kegiatan negatif. Pernyataan itu disampaikan Manahan menanggapi beredarnya undangan pesta bikini untuk siswa-siswi SMA usai Ujian Nasional (UN).
Guna mengantisipasi kegiatan negatif, ia menyarankan sekolah menyediakan ruang untuk siswanya mengekspresikan kegembiraan dengan acara kreatif di sekolah. Sehingga guru dan kepala sekolah masih bisa memantau kegiatan siswanya.
Selain itu, sekolah yang namanya dicatut dalam undangan harus melayangkan somasi kepada penyelenggaran. "Sekolah yang ada dalam brosur harus somasi EO," ujar Marbawi kepada ROL, Jumat (24/4).
Kegiatan perayaan kelulusan bukan hal baru. Setiap tahun, selalu ada baik dikoordinasi sekolah atau tanpa sepengetahuan sekolah. "Persoalannya, pesta bikini tidak etis dan tak sesuai norma dan nilai," ucap dia.