REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Ulama Umat Islam (FUUI) KH Athian Ali mengatakan, orang yang menginjak-injak Alquran berarti melakukan penghinaan terhadap firman Allah SWT. Di dalam Alquran terdapat firman-firman Allah SWT.
Setiap orang yang beragama, terang Athian, sadar betul kalau Alquran, Injil ditulis dengan kertas yang sama dan tinta yang sama dengan buku lain. "Namun kitab suci berbeda karena di sana ada firman Tuhan yang harus disucikan," terangnya, Sabtu, (25/4).
Bahkan karena sucinya Alquran ada ulama yang tak membolehkan memegang Alquran jika sedang junub (tidak suci). Selain itu ada pula yang melarang wanita haid memegang Alquran untuk menghormati kesucian Alquran.
"Ini menunjukkan betapa mulianya firman Allah SWT. Kalau sampai ada yang berani menginjak Alquran berarti sudah melakukan pelecehan yang luar biasa," jelasnya.
Umat Islam mengimani Alquran sebagai firman Allah SWT. Umat Islam tak pernah mendengar firman Allah secara langsung, umat Islam hanya mendengar firman Allah SWT lewat Rasulullah SAW yang dituliskan ke dalam Alquran.
Makanya, ujar Athian, pelaku penodaan agama ini harus diseret ke ranah hukum supaya tidak terulang peristiwa yang sama.
Sebelumya diberitakan, seorang dosen Filsafat Umum Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) berinisial MK dituding melakukan pelecehan terhadap Alquran. MK dituding menginjak-injak Alquran untuk menunjukkan kalau Alquran hanya buku biasa.