Sabtu 25 Apr 2015 11:13 WIB

Israel Hentikan Kunjungan Menteri Afrika Selatan ke Palestina

Rep: c33/ Red: Damanhuri Zuhri
Jericho, Palestina
Foto: Womanitely
Jericho, Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel menghentikan kunjungan yang direncanakan Menteri Pendidikan Tinggi Afrika Selatan Blade Nzimande ke wilayah Palestina yang dijadwalkan akhir bulan April ini. Hal itu dikatakan seorang pejabat senior Palestina seperti dikutip kantor berita Anadolu.

Dalam konferensi pers bersama dengan Nzimande di Jakarta, Indonesia, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan bahwa Israel mengirim pesan rasisme yang jelas kepada peserta KTT KAA.

Hal ini terkait dengan menyulitkan kunjungan menteri Nzimande ke Palestina, yang dijadwalkan 25-28 April 2015.

“kunjungan telah direncanakan tahun lalu setelah penandatanganan perjanjian kerjasama pendidikan bilateral antara kedua belah pihak selama kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Afrika Selatan pada bulan November 2014,” tutur Al-Maliki.

Menurut Al-Maliki, pemblokiran Israel malahan akan menguatkan Palestina. "Kebijakan pencegahan Israel terhadap para pejabat dan tokoh internasional yang bersimpati dengan perjuangan Palestina dan penderitaan mereka di bawah pendudukan Israel tidak akan berhasil mengisolasi rakyat Palestina dari masyarakat internasional, tetapi akan meningkatkan kekuatan Palestina di sektor politik, diplomatik dan media dalam perjuangan global untuk mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara merdeka," jelasnya.

Sementara itu, Nzimande mengatakan pemerintah Israel menolak untuk memberinya visa guna memasuki wilayah Palestina. Hal ini terkait kunjungan enam harinya demi kerjasama pendidikan kedua Negara.

Meskipun telah menyelesaikan semua prosedur yang diperlukan namun sayangnya ia tetap tidak diizinkan memasuki Palestina.

"Israel sedang mencoba untuk menghukum saya melalui larangan ini dan Partai Komunis Afrika Selatan akan berdiri di sisi rakyat Palestina dalam perjuangan mereka untuk kebebasan, keadilan dan kemerdekaan," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement