REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Galeri seni adalah potensi ekonomi kreatif yang perlu dimaksimalkan. Hal itu disampaikan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Triawan Munaf.
“Riset menunjukkan, sebanyak enam puluh persen masyarakat Indonesia sangat ingin menjadi penikmat seni, namun tidak tahu ke mana harus pergi,” ungkap Triawan saat membuka gelaran Ciputra Artpreneur Youth Art Appreciation (CAYAA) 2015 di Jakarta, Sabtu (25/4).
Triawan mengimbau para pemilik galeri seni, termasuk Ciputra Artpreneur, untuk memperbanyak kegiatan, mempermudah akses, dan lebih inklusif untuk masyarakat. Terlebih, apabila pemilik galeri seni dapat bekerja sama dengan para seniman muda yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Ada tiga belas perguruan tinggi negeri di Indonesia yang mengajarkan tentang seni. Itu potensi yang sangat besar,” kata mantan personel grup band Giant Step tersebut.
Karenanya, Triawan sangat mengapresiasi Ciputra Artpreneur yang mewadahi para siswa sekolah menengah untuk memamerkan karyanya bagi public. Bagi ayah dari penyanyi Indonesia Sherina Munaf itu, aktivitas seni sangat baik untuk perkembangan karakter anak.
“Seni dapat memacu kreativitas, sekaligus mengasah hati dan jiwa untuk punya kepedulian pada sekeliling,” ujarnya.
Lebih lanjut, Triawan memastikan bahwa ia dan lembaga yang dipimpinnya akan selalu mendukung kegiatan ekonomi kreatif di Indonesia. Ia memaparkan, terdapat enam belas subsektor ekonomi kreatif yang tengah ia kembangkan, beberapa di antaranya yaitu seni rupa, kuliner, musik, arsitektur, film, dan fotografi.