Ahad 26 Apr 2015 15:16 WIB

Mantan Presiden Yaman Minta Arab Saudi Diskusi dengan Houthi

Rep: Ratna Ajeng T/ Red: Erik Purnama Putra
Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.
Foto: Reuters
Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menyerukan semua warga Yaman kembali melakukan dialog politik untuk mengakhiri konflik pada Jumat (24/4).

Saleh juga mengatakan agar pemerintah Yaman dan Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan dengan Houthi dibawah PBB di Jenewa. "Saya menyerukan semua pihak yang bertikai di semua provinsi untuk menghentikan pertempuran dan kembali berdialog," kata Saleh dalam sebuah surat elektronik.

Dia juga mendesak kelompok Houthi untuk menerima Resolusi Dewan Keamanan PBB 13 April. Resolusi tersebut menyebutkan Houthi harus menjatuhkan senjata dan keluar dari kota yang mereka kuasai.

Saleh mengatakan siap menjadi juru damai diantara semua pihak demi kepentingan bangsa. Dia juga meminta semua militan untuk menarik diri dari dari Pelabuhan Selatan Aden dan menyerahkan kekuasaan pada militer setempat.

Biro Polit Kelompok Houthi Mohammed Al Bukhaiti mengatakan resolusi tidak praktis dan bersifat bias. "Ini tidak mungkin untuk menerapkan resolusi terutama pelucutan senjata dan penarikan pasukan dari kota," ujar dia.

Meletakkan senjata dan mengosongkan kota hanya akan membuka jalan bagi militan Al Qaeda untuk menguasai kekosongan pemerintahan. Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan tanggung jawab perdamaian di Yaman bergantung pada matinya api perang yang dinyalakan Houthi.

Menurut Kerry, jika Houthi berhenti maka serangan udara Arab Saudi akan berakhir. Mereka juga akan membuka jalur dialog politik untuk menyelesaikan masalah.

"Ini harus menjadi solusi dua arah," ujar Kerry dalam konferensi Pers di Iqaluit, Kanada, dilansir Reuters. Kerry mengakui membutuhkan Houthi dan pihak yang mampu meyakinkan mereka untuk duduk dalam meja perundingan.

Juru Bicara Departemen Pertahanan AS Steve Warren mengatakan sembilan armada angkatan laut dan kapal kargo Iran saat ini membawa senjata ke Yaman. Kapal ini berlayar ke arah timur laut menuju Iran Jumat (24/4).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement