Ahad 26 Apr 2015 16:07 WIB

Pemerintah Kerahkan Tim Kawal Penyerapan Beras Petani

Rep: Sonia Fitri/ Red: Djibril Muhammad
Petani menjemur padi saat panen lebih awal di persawahan Desa Gandasuli, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (15/4). (ANTARA/Oky Lukmansyah)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petani menjemur padi saat panen lebih awal di persawahan Desa Gandasuli, Brebes, Jawa Tengah, Rabu (15/4). (ANTARA/Oky Lukmansyah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam melakukan penyerapan beras petani di momen panen raya 2015, Badan Urusan Logistik (Bulog) bersinergi dengan sejumlah stakeholder agar pelaksanaannya cepat dan efektif. Telah pula dibentuk Tim Bersama Pemantau Harga Produksi dan Serapan Beras Petani berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian.

"Tim terdiri dari Bulog dan Dinas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian," kata Direktur Pelayanan Publik Bulog Lely Pelitasari kepada Republika, Ahad (26/4).

Sejauh ini, penyerapan beras petani oleh Bulog telah terkumpul sebanyak 400 ribu ton yang berasal dari semua wilayah pertanian Indonesia, dengan sumber terbanyak berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Sulaewsi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Tengah. 

Dikatakannya, Bulog telah siap menyerap gabah dan beras petani sebagaimana yang ditargetkan pemerintah yakni 2,75 Juta ton beras hingga akhir 2015. Bahkan bisa memaksimalkannya jika program upaya khusus (Upsus) dari Kementerian berhasil. Berdasarkan perhitugannya, hasil pertanian dengan Upsus akan menambah penyerapan beras di gudang Bulog hingga 1,75 Juta Ton.

Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan Inpres nomor 5/2015 di mana di dalamnya terdapat sejumlah ketetapan. Di antaranya, Gabah Kering Giling (GKP) petani dijual Rp 3.700 sementara di penggilingan Rp 3.750. Untuk Gabah Kering Giling Rp 4.600 di penggilingan dan Rp 4.650 di Bulog. "Kalau beras yang dijual di gudang Bulog Rp 7.300," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement