Ahad 26 Apr 2015 18:57 WIB

Menteri Andrinof: Banyak Dampak KAA Bagi Peluang Usaha

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Maman Sudiaman
Kepala Bappenas Andrinof Chaniago.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Bappenas Andrinof Chaniago.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah baru saja menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April lalu. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof A Chaniago, banyak dampak yang didapat dari KAA bagi peluang perdagangan.

"Ajakan masing-masing negara untuk tingkatkan perdagangan KAA dan disambut negara Amerika Latin," kata dia di Padang, Ahad (26/4).

Pascaadanya kesepakatan KAA, pemerintah, lanjut dia, tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, meningkatkan daya saing, memanfaatkan bahan dalam negeri untuk produk olahan. "Kata presiden, kita tak akan lagi jual bahan mentah," tutur Andrinof.

Menurut dia, pidato presiden dalam KAA tergolong keras. Tujuannya untuk membuat Indonesia percaya diri dihadapan masyarakat dunia. Terlebih, lanjut dia, untuk pidato yang menyebut "pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang usang yang perlu dibuang."

Dalam pidato tersebut dikatakan pula, pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa hanya diserahkan kepada ketiga lembaga keuangan internasional itu. "Kita mandiri secara ekonomi, termasuk pembiayaan. Awalnya presiden mengeluhkan sistem pemberian keuntungan proyek-proyek internasional," tutur Andrinof.

Namun,  menurut dia, saat ini Indonesia tidak dapat terputus total dengan tiga lembaga tersebut. Kecuali, jika pertumbuhan ekonomi berada di atas delapan persen. Ia mengatakan, memang butuh waktu lama, sekitar 15 tahun. Namun ia optimistis Indonesia dapat mencapai hal tersebut.

Ia mencontohkan negara China yang mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar sembilan persen dalam 30 tahun. "Kalau rata-rata di atas tujuh persen (pertumbuhan ekonomi Indonesia), penurunan angka pengangguran (sebesar) empat persen," jelas Andrinof.

Mengutip pidato presiden Jokowi, dia mengatakan, ada pesan untuk mempercepat dalam membangun kemandirian ekonomi, percepatan pengolahan mineral, hasil tambang, penyelamatan sumber daya alam (SDA).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement