REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih 2.500 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7,9 skala richter yang mengguncang Nepal pada Sabtu (25/4). Sedangkan korban luka-luka mencapai lebih 5 ribu orang.
Sebagai bentuk keprihatinan, lembaga kemanusiaan nasional Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) akan mengirimkan tim kemanusiaan berupa relawan medis dan bantuan obat-obatan ke Kathmandu, Nepal.
Tim yang akan diberangkatkan terdiri dari dokter spesialis seperti anastesi, orthopedi, penyakit dalam, kesehatan masyarakat, anak dan psikososial (trauma healing). Untuk tahap awal, pada Senin (27/4), BSMI akan berusaha memberangkatkan tim advance (assesment) ke Nepal agar bisa lebih mengetahui situasi dan kondisi pasca gempa.
Selain itu, tim advance akan memberikan informasi detil bantuan apa saja yang akan disalurkan dari Indonesia dan tentunya koordinasi dengan pihak berwenang setempat.
Menurut Ketua Umum BSMI Muhamad Djazuli Ambari, keberadaan relawan BSMI di Nepal sebagai bentuk keprihatinan terhadap para korban demi kemanusiaan. Apalagi Indonesia baru saja menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA) yang dihadiri negara Asia dan Afrika.
Karena itu, sesama negara Asia, Indonesia merasa berkewajiban membantu Nepal yang sedang dilanda musibah gempa bumi. “BSMI menerima informasi bahwa di sejumlah rumah sakit di Nepal, para petugas medisnya terpaksa merawat para pasien di tenda-tenda darurat untuk menghindari ambruknya gedung," katanya dalam siaran pers ke Republika.
"Aliran listrik telah dimatikan dan sistem komunikasi terhenti sehingga menggangu penangangan pasien untuk operasional rumah sakit,” ujar Djazuli. Semoga dengan keberangkatan tim relawan BSMI serta bantuan obat-obatan dan alat kesehatan, lanjut Djazuli, dapat meringankan penderitaan para korban gempa di Nepal.
Saat ini, para penduduk dilaporkan mengungsi untuk menghindari rubuhnya berbagai bangunan. Ribuan orang berkutat dengan cuaca dingin dan terpaksa tidur di trotoar, taman atau lapangan-lapangan pada malam hari karena telah kehilangan tempat tinggal mereka.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 4,6 juta orang 27 juta jiwa penduduk Nepal terkena dampak gempa yang mengenai 30 wilayah bagian Nepal dari 75 wilayah secara keseluruhan.