REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Salah satu media Inggris terkemuka, Mirror telah menemukan arsip penting tentang cara ISIS secara digital dalam merekrut anggotanya. Penemuan tersebut sudah dikonsultasikan kepada lembaga pelayanan keamanan setempat.
Menurut lembaga keamanan tersebut, ISIS menggunakan siasat perang gerilya digital online yang tidak bisa dilawan secara normal. Selain itu mereka selalu mengubah-ubah cara mereka berkomunikasi sejak semula.
Cara berkomunikasi ISIS menggunakan berbagai aplikasi platfrom yang berbeda terus. Karena itu, hal tersebut menjadi sebuah tantangan yang harus dikembangkan Dinas Intelejen UK dan luar negenegeri.
Selain itu, para ekstremis ISIS mampu merekrut anggotanya dengan kebebasan dari hukuman penggunakan berbagai jenis platform. Riset tersebut tentunya membawa keaulitan juga bagi penyelidikan yang dilakukan lembaga keamanan setempat.
"Pengetahuan adalah kekuatan. Semakin kita memiliki, semakin baik kami bisa melawan mereka," ungkap lembaga keamanan tersebut.
Dari penemuan akses arsip tetsebut, dapat dilihat ISIS mengajarkan para eaktrimisnya untuk memusnahkan jejak digitalnya. Menurut lembaga keamanan tersebut, ISIS melakukan hal itu untuk menghindari pendeteksian oleh semua keamanan servis.