REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Banyak dari satu juta warga Kathmandu tidur di tempat terbuka sejak Sabtu (25/4) waktu setempat. Entah karena rumah mereka yang hancur atau takut adanya gempa susulan kembali.
Pada Senin (27/4), ribuan orang pergi keluar dari kota. Jalan dari Kathmandu macet dengan orang-orang, beberapa bayi juga turut dalam pelarian tersebut. Mereka mencoba naik ke bus, membawa mobil ke luar negeri dan truk ke dataran lain. Antrean panjang pun terjadi di bandara.
"Kami melarikan diri," kata Krishna Muktari yang memiliki toko kelontong kecil di Kathmandu.
Sementara itu, di Sindhupalchowk, sekitar tiga jam perjalanan dari timur laut Kathmandu, jumlah korban tewas telah mencapai 875 orang dan diperkirakan akan meningkat. Di Dhading, dekat dengan pusat gempa di barat Kathamandu, sebanyak 241 orang telah tewas.
Seorang korban selamat mengatakan, gempa mengguncang pegunungan berhutan. Beberapa orang terjebak selama berjam-jam setelah itu dan tak bisa bergerak karena cedera.
"Tak seorang pun membantu orang di desa-desa. Orang-orang sekarat di mana mereka berada," kata AB Gurung, seorang tentara Nepal yang sedang menunggu helikopter di Kabupaten Dhading ke Darkha seperti dilansir Reuters.