Selasa 28 Apr 2015 12:47 WIB

Sembilan Peti Mati Masuk Nusakambangan, Eksekusi Makin Dekat

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
Persiapan jelang eksekusi mati gelombang kedua.
Foto: The Australian
Persiapan jelang eksekusi mati gelombang kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Proses eksekusi terhadap sembilan terpidana mati di Nusakambangan sudah semakin dekat. Hari ini, ambulans pengangkut jenazah berikut peti matinya sudah masuk ke Nusakambangan. Sebanyak 12 ambulans yang diketahui mengangkut sembilan peti mati tersebut, terlihat menyeberang ke Nusakambangan melalui dermaga Wijayapura Kabupaten Cilacap pada Selasa (28/9) sekitar pukul 09.15.

Kondisi ini agak berbeda dari pelaksanaan eksekusi sebelumnya. Dalam pelaksanaan eksekusi gelombang pertama, Januari 2015 lalu, ambulans yang mengangkut peti mati baru masuk Nusakambangan pada malam hari sebelum pelaksanaan eksekusi. Namun dalam eksekusi kali ini, ambulans dan peti mati sudah masuk pada siang hari sebelum malam pelaksanaan eksekusi.

Banyaknya mobil ambulans yang disiapkan berkaca dari pelaksanaan eksekusi sebelumnya. Ambulans yang disiapkan biasanya memang melebihi jumlah napi yang akan dieksekusi. Seperti direncanakan, jumlah terpidana yang akan dieksekusi dalam eksekusi gelombang II ini berjumlah sembilan orang, atau sesuai dengan peti mati yang disiapkan. Dengan demikian, tiga mobil ambulans lainnya biasanya disiapkan untuk mobil cadangan.

Dengan masuknya ambulans ke Nusakambangan, maka perkiraan eksekusi akan dilaksanakan pada Selasa (28/4) malam atau Rabu (29/4) dinihari ini, sudah semakin kuat. Apalagi ambulans tersebut juga membawa sembilan peti mati. Dari balik kaca mobil, terlihat peti mati tersebut sudah dibungkus dengan kain putih.

Ketika tiba di dermaga Wijayapura, ke-12 ambulans tersebut langsung masuk halaman dalam pos penjagaan dermaga. Hanya beberapa saat berhenti, ambulans kemudian langsung masuk ke Kapal Pengayoman IV milik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang sudah disiapkan.

Kepala Dinas Kesehatan Cilacap, dr Marwoto mengakui mobil ambulans tersebut memang milik 12 puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Cilacap. ''Sebelumnya, pihak kejaksaan meminta kita untuk menyediakan 12 ambulans untuk keperluan eksekusi.  Karena itu, kita siapkan 12 mobil ambulans yang diambil dari 12 puskesmas,'' jelasnya.

Dia juga menjelaskan, ambulans tersebut rencananya akan dipinjam pihak kejaksaan selama tiga hari, sejak Selasa (28/4) hingga satu atau dua hari ke depan. Hal ini karena mobil tersebut  kemungkinan akan digunakan untuk membawa jenasah ke luar kota.

Seperti diketahui, sembilan orang yang akan dieksekusi kali ini adalah Andrew Chan dan Myuran Sukumaran (warga negara Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), dan Zainal Abidin (Indonesia). Selanjutnya, Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina).

Satu terpidana mati, Serge Areski Atlaoui (Prancis) dikeluarkan dari daftar terpidana yang akan dieksekusi. Serge masih mengajukan gugatan PTUN terhadap penolakan grasi yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement