Selasa 28 Apr 2015 17:14 WIB

DVI Kirim Spesialis Forensik ke Nepal

DVI
Foto: Antara
DVI

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification Indonesia Komisaris Besar Polisi Anton Castilani mengatakan pihaknya akan mengirimkan dua personel untuk diberangkatkan ke Nepal guna membantu korban bencana gempa bumi di negara itu.

"Akan diberangkatkan dua orang ke Nepal dalam satu atau dua hari ke depan," kata Anton, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, dua orang tersebut akan bergabung bersama tim dari Kementerian Luar Negeri.

Ia menjelaskan keduanya merupakan dokter spesialis forensik, yakni Kompol Eko dan Kompol Faisal.

Setibanya di Nepal, keduanya akan melakukan analisa terhadap situasi di lapangan untuk menentukan jumlah personel DVI Polri yang dibutuhkan.

"Mereka akan melakukan initial assessment, untuk menentukan action plannya seperti apa, apa harus kirim orang lagi atau mereka berdua bergabung dengan tim internasional di sana," katanya.

Ia mengatakan timnya tersebut bakal menetap selama tiga minggu di Nepal.

Menurut dia, pengerahan dokter forensik dari Mabes Polri ini untuk memenuhi permintaan dari Kemlu terkait tim medis perbantuan dari Indonesia.

Sementara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan sebanyak 13 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal belum dapat dihubungi hingga saat ini.

Retno mengatakan bahwa ke-13 WNI tidak berarti mengalami kecelakaan akibat bencana gempa bumi di Nepal, Sabtu (25/4) yang memakan korban mencapai 4.000 lebih orang meninggal dunia ini.

Menlu mengungkapkan jumlah WNI yang berada di Nepal berdasarkan laporan terakhir sebanyak 54 orang, yakni 18 WNI menetap di sana dan 36 merupakan pengunjung.

"Dari 18 WNI yang menetap di sana sebanyak 12 orang sudah dapat dihubungi dan selamat, sedangkan enam orang belum bisa dihubungi," kata Retno.

Sementara untuk sisanya orang yang berkunjung ke Nepal sebanyak tujuh orang belum dapat dihubungi dan lainnya sudah dapat dikontak dalam keadaan selamat.

"Kebanyakan mereka para pendaki gunung, tapi juga ada pariwisata," ungkap Retno.

Gempa yang terjadi pada Sabtu (25/4) berpusat di antara dua kota besar di Nepal yaitu Kathmandu dan Pokhara, merupakan gempa terbesar yang menimpa negara berpenduduk 28 juta jiwa dalam 81 tahun terakhir.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement