Selasa 28 Apr 2015 21:21 WIB

Pemerintah Petakan Laut untuk Poros Maritim Dunia

Kapal TNI AU berpatroli di wilayah perairan laut Indonesia
Foto: bantenprov.go.id
Kapal TNI AU berpatroli di wilayah perairan laut Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui berbagai kementerian terkait melaksanakan pemetaan laut nasional untuk mengembangkan potensi yang ada di kawasan perairan Indonesia.

"Penyusunan tata ruang wilayah laut nasional penting bagi Indonesia untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam seminar "Membangun Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Tata Ruang Laut Nasional" di Jakarta, Selasa (28/4).

Susi mengatakan pihaknya juga bakal mengembangkan berbagai pusat perekonomian kelautan dengan menekankan aspek kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan.

Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan mengemukakan pihaknya juga selaras dengan KKP untuk mewujudkan Poros Maritim Dunia. Menurut Ferry, hal tersebut juga sesuai dengan esensi pidato Presiden Joko Widodo saat dilantik yang mengatakan bangsa Indonesia telah lama memunggungi laut.

Ferry menentang bila ada pengusaha yang ingin melakukan reklamasi laut karena hal tersebut berpotensi menyempitkan tata ruang laut di kawasan perairan Indonesia.

"Dengan reklamasi maka yang akan bertambah hanya wilayah darat sehingga akan merugikan kawasan laut," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement