REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Fachri Hamzah mendukung pemerintah menghukum mati para terpidana kasus narkoba karena menunjukkan Indonesia tidak main-main dengan peredaran narkoba.
Menurut Fachri kepada pers di Jakarta, Selasa, saat ini seluruh dunia tahu Indonesia tidak main-main dengan narkoba dan saatnya menghukum produsen dan distributor dengan tegas.
"Ini soal kejahatan, ada nyawa bangsa Indonesia yang dipertaruhkan yang harus dibayar juga dengan nyawa," kata Fachri menegaskan.
Fachri mengajak semua pihak untuk melihat data kematian terkait narkoba. ''Marilah kita menghormati ini dan Indonesia mengirim sinyal, kita tidak main-main dan ini tidak bisa dimaafkan," ujar Politisi PKS itu.
Dia pun mengkritik keras Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang selalu menggunakan standar ganda. Namun jika yang kena warga negara-negara maju, nyawa warganya seperti mahal betul.
"Tapi, mana suara PBB ketika aktivis politik di Mesir dihukum mati? Mereka diam saja. Mana sikap PBB?," kata Fachri penuh semangat.
Fachri Hamzah mempertanyakan perlindungan terhadap aktivitas politik. "Sudahlah ini omong kosong. Jangan ajari kami soal kemanusiaan," katanya.
Dia pun meminta masyarakat untuk mengerti, Indonesia tidak boleh mengorbankan rakyatnya hanya karena harus mendengarkan suara negara-negara lain.
"Narkoba ini korbannya kehilangan nyawa dan itu Bangsa Indonesia. Jadi harus dibayar juga dengan nyawa," katanya menambahkan.