REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Arsip Nasional Republik Indonesia tengah menelusuri sejumlah arsip negara yang berada di luar negeri melalui kerja sama dengan sejumlah negara.
Kepala ANRI Mustari Irawan ditemui di Sanur, Denpasar, Selasa (28/4), menyatakan bahwa arsip terbatas yang masih dicari itu di antaranya arsip mengenai masa pergerakan 1928 hingga masa kemerdekaan.
"Kami melakukan kerja sama dengan arsip nasional di Belanda, Australia, Tiongkok dan beberapa negara di ASEAN," katanya saat pembukaan pertemuan Dewan Eksekutif "International Council on Archives (ICA).
Ia mengharapkan negara-negara tersebut memberikan kontribusi kepada Indonesia dan berbagi informasi terkait arsip yang penting bagi sejarah dan perkembangan bangsa di Tanah Air.
Selain menyangkut arsip pada masa pergerakan hingga masa kemerdekaan RI, pihaknya juga tengah menelusuri keberadaan arsip nasional terkait arsip perbatasan dan arsip kemaritiman.
"Kami ingin mengumpulkan arsip perbatasan karena kami ingin NKRI terjaga dan tidak ingin kejadian Pulau Sipadan dan Ligitan (dua pulau di Kalimantan Timur yang akhirnya masuk wilayah Malaysia) terulang," ucapnya.
Kerja sama dengan sejumlah negara itu di antaranya dalam bentuk teknologi konservasi atau penyelamatan arsip baik secara manual maupun teknologi canggih berupa digitalisasi.
Selain itu kerja sama juga diwujudkan dalam bentuk pendidikan dan pelatigan sumber daya manusia bidang arsip termasuk pertukaran para ahli kearsipan.