Rabu 29 Apr 2015 13:40 WIB

Jokowi Diminta tak Boleh Malu Akui Kelemahan

Rep: C36/ Red: Ilham
Presiden Jokowi.
Foto: Fahd Pahdepie
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi diminta tidak malu mengakui kelemahan dalam tata pemerintahan saat ini. Pasalnya, masyarakat membutuhkan kejelasan konfirmasi terkait beberapa kelalaian presiden.

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan, beberapa kelemahan dan kelalaian presiden merupakan bahan evaluasi bagi pemerintah ke depannya.

“Jika Presiden lupa itu wajar. Namun, jangan sampai terus lalai sehingga soal DP mobil dinas dan utang luar negeri menjadi pro dan kontra. Jika memang ada kelemahan dalam pemerintahan, sebaiknya presiden tidak ragu mengakuinya,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Rabu (29/4).

Menurut dia, beberapa kelalaian presiden menunjukkan adanya ketidakberesan dalam tata pemerintahan. Sebaiknya, lanjut ikrar, presiden tidak menutupi kekurangan itu. “Akui saja apakah tata pemerintahan sudah beres atau belum. Publik yang akan mengkritisi. Jika kelalaian terus terjadi tanpa penjelasan, justru bisa menjadi multitafsir bagi publik,” imbuhnya.

Seperti diketahui, terjadi perbedaan pendapat antara SBY dengan Jokowi mengenai utang luar negeri. Jokowi menyebutkan utang Indonesia kepada IMF sebesar 2,79 miliar dolar AS. SBY kemudian mengoreksinya karena Indonesia tidak lagi memiliki utang kepada IMF sejak 2006.  

Sebelumnya, Jokowi juga dikritik saat lalai dalam menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Perpres Nomor 39 Tahun 2015 tentang tunjangan uang muka mobil pejabat. Jokowi mengatakan, saat tanda tangan, tidak secara detail membaca draf Perpres tersebut. Akhirnya, Perpres itu dibatalkannya sendiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement