REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal mengungkapkan dari data yang diperoleh Kemenlu, terdapat 76 WNI berada di Nepal saat terjadinya bencana gempa bumi yang berkekuatan 7,9 skala richter.
Dari 76 WNI tersebut, 19 di antaranya merupakan WNI yang menetap di Nepal dan 57 WNI lainnya sedang melakukan kunjungan ke Nepal. Dari 19 WNI yang menetap, 13 WNI diketahui dalam keadaan selamat dan 6 WNI lainnya masih terus ditelusuri keberadaannya.
Sementara itu, dari 57 WNI yang sedang berkunjung, 35 WNI telah diketahui dalam keadaan selamat, 10 orang belum diketahui keberadaannya dan 12 WNI sudah meninggalkan Nepal setelah dibukanya kembali Bandara Internasional Kathmandu pada hari Ahad (26/4) lalu.
Iqbal menambahkan, karena Indonesia tidak memiliki KBR di Nepal, Konsul Kehormatan Indonesia di Kathmandu akan terus memonitor dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Nepal.
Selain itu, pada Sore ini akan diberangkatkan bantuan kemanusiaan dan evakuasi WNI ke Nepal. Tim dijadwalkan akan tiba di Khatmandu pada Kamis (30/4) dini hari setelah transit terlebih dahulu di Dhaka, Bangladesh.
Tim yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri tersebut terdiri dari unsur Kemenlu, BNPB, TNI dan PMI. Terdapat pula dua orang dokter dari POLRI guna melengkapi 15 dokter dan tenaga medis yang telah disiapkan oleh BNPB.
Ketua Tim Tahap I, Krishna Djelani mengatakan tim di bawah pimpinannya ini membawa dua misi utama, yaitu membawa bantuan kemanusiaan dan sekaligus melakukan percepatan evakuasi WNI yang ada di Nepal.
"Bantuan kemanusiaan tahap I ini akan segera disusul dengan bantuan kemanusiaan tahap II dan III dalam beberapa hari ke depan," ujar Krishna.
Pada tahap pertama ini bantuan berupa enam ton kebutuhan-kebutuhan yang paling mendesak antara lain tenda rumah sakit dan peralatan operasi, tenda pengungsi, peralatan medis, makanan siap saji, obat-obatan, dan lain-lain.