Rabu 29 Apr 2015 17:34 WIB

Mentan Minta Bulog Kreatif Soal Penyerapan Beras Petani

Rep: Sonia Fitri/ Red: Satya Festiani
Presiden Jokowi mengunjungi gudang beras bulog.
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Jokowi mengunjungi gudang beras bulog.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta agar Badan Urusan Logistik (Bulog) lebih kreatif dalam melakukan penyerapan beras petani di momen panen raya. Pasalnya, penyerapan beras hingga saat ini dinilai masih rendah dibandingkan tahun lalu. Di mana, saat ini penyerapan beras baru 400 ribu ton beras sementara tahun lalu dalam periode yang sama sudah mencapai 900 ribu ton.

"Yang terpenting Bulog harus kreatif, lebih jeli kerja sama dengan petani dan pengusaha penggilingan skala kecil, jaringan semut diperluas," kata Mentan belum lama ini. Alasan soal kadar air tinggi pada gabah yang membuat harga rendah dan sulit diserap Bulog, kata Mentan, tak boleh jadi batu penghadang.

Jangan hanya menunggu ada alat pengering gabah atau infrastruktur yang makan waktu. Sebab menurutnya yang terpenting adalah Bulog bergerak cepat agar beras petani tak jatuh ke tangan tengkulak secara mendominasi.

Merespons permintaan Mentan, Direktur Pelayanan Publik Bulog Lely Pelitasari menyebut, saat ini upaya pengerahan jaringan semut telah dilakukan se-Indonesia. Bahkan, telah pula dibuat sejumlah gudang jauh Bulog untuk mengantisipasi kendala transportasi. Maksudnya, Bulog bekerja sama dengan perusahaan penggilingan mengadakan pabrik jarak jauh di dekat tempat penggilingan dan gudang tersebut beserta berasnya menjadi milik Bulog.

"Bulog juga memaksimalkan kerja sama dengan mitra kerja dari kalangan kelompok tani yang saat ini sudah mencapai 2.400 mitra kerja," tuturnya.  

Menyoal kadar air yang tinggi pada beras sehingga Bulog sulit melakukan penyerapan berdasarkan ketentuan instruksi presiden, Bulog menyiasatinya dengan mengumpulkan gabah-gabah tersebut terlebih dahulu, kemudian diproses di unit penggilingan padi Bulog.

Selanjutnya, masuk ke gudang Bulog dalam bentuk beras yang sesuai standar. Saat ini, kata dia, ada 132 unit penggilingan Bulog. Sebanyak 70-80 unit diantaranya beroperasi efektif.

"Beras yang kami beli umumnya sesuai standar harga pembelian pemerintah (HPP), untuk yang di bawah standar HPP, kami langsung bawa ke unit penggilingan untuk diproses supaya bisa masuk gudang dalam bentuk beras sesuai standar," tuturnya. Jika unit penggilingan Bulog tidak sanggup menyerap, lanjut dia, Bulog akan menyerahkan ke mitra atau unit penggilingan kecil.

Target Bulog, maksimal pada Mei stok beras pemerintah hingga enam bulan ke depan tercukupi. Makanya, koordinasi dengan mitra kerja ingin terus ditingkatkan dan diperluas agar target tersebut tercapai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement