Rabu 29 Apr 2015 21:12 WIB

Kerajinan Sangkar Burung Ukir Banyak Pesanan

Burung Cucak Rowo dalam sangkar (Ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Burung Cucak Rowo dalam sangkar (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kerajinan sangkar burung yang diproduksi dengan cara diukir dan mengandalkan sentuhan seni berkualitasi buatan perajin Bambang Kismanto (43) warga Ngapon Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Solo, kini banyak pesanan.

Sangkar burung ukir buatannya banyak datang pesanan dari masyarakat kalangan menengah ke atas, karena harganya dinilai cukup malah yakni paling murah sekitar Rp 165 ribu per buahnya, kata Bambang Kismanto seorang perajin sangkar burung asal Mojosongo Solo, Rabu (29/4).

Kismanto mengatakan dirinya pertama kali membuat sangkar burung menjualnya hanya sekitar Rp 7.000 per buah pada sekitar 1991, dan kini terus berkembang dan harga termurah sekitar Rp 165 ribu per buahnya.

Menurut dia, sangkar burung buatanya berukir, rujinya halus, pemasangan ringnya plat semua, sangkarnya lurus semua, kualitas bambunya juga yang bagus.

Bahkan, kata dia, komponen-komponen penting pada sangkar burung sangat kuat dan ada kaki, dempel, sindik, tempat mainan burung, mahkota ruji, ring, papan, serta angsan.

Menurut dia, untuk bahan baku awalnya membeli bambu jenis apus hanya sebesar Rp 800, dan kini sudah naik menjadi Rp 15.000, sedangkan hiasan atau akrilik seharga Rp 7.500 per sangkar, lem Rp 20.000 per sangkar, ruji Rp 7.000/100 batang, sehingga modalnya kurang lebih Rp 50.000.

"Saya hasil penjualan sangkar burung produknya penghasilan bisa mencapai Rp 1,5 juta per bulan. Kami setiap sangkar burung hanya dapat untung sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu saja dan tinggal dikalikan dengan jumlah pesanan per bulan," katanya.

Kismanto mengakui jumlah pesanan sangkar burung semakin lama terus bertambah, tetapi hal tersebut tergatung modal dan tenaga yang menjadi kendala. Karena, masalah tenaga kerja masih kurang, dan modal meski tidak terlalu banyak juga terbatas.

"Saya kadang terkena marah oleh pemesan karena belum selesai saat waktunya diambil. Namun, saya pernah membeli alat bantu untuk mempercepat kerjanya seperti membuat ruji sangkar yang perlu ketelitian dan ketekunan," katanya.

Menurut dia, dirinya menyukai dengan pekerjaan pengrajin sangkar ini, karena seninya. Kelebihan sangkar produknya terkenal halus dan terdapat ukiran-ukiran seni yang klasik, dan bisa dikenal orang banyak karena dulu pernah mengikuti pameran di Mangkunegaran Solo, dan kemudian dipasarkan di Pasar Depok.

Kendati demikian, Kismanto berharap ke depan mempunyai keinginan bisa mendidik orang menjadi perajin sangkar burung seni. Karena, dirinya sudah mulai kewalahan mengikuti permintaan pasar. "Saya mempunyai cita cita memiliki sebuah showroom sendiri untuk memerkan sangkar burung klasiknya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement