REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penangguhan eksekusi hukuman mati pada menit-menit terakhir untuk terpidana narkotika Mary Jane Veloso telah memicu curahan eforia sekaligus ketidakpercayaan di Filipina.
Gerombolan manusia menangis bahagia, sedangkan anak-anak Mary Jane menangis lalu berseru "Mama akan hidup!"
Keluarga Mary Jane Veloso mengatakan doa mereka telah dijawab Tuhan setelah mengetahui ibu berstatus orang tua tunggal berusia 30 tahun itu tidak termasuk daftar orang asing tervonis hukuman mati karena kasus narkoba yang ditembak mati regu tembak tengah malam lalu.
"Mukjizat telah tiba," kata ibunya, Celia, kepada radio Manila dari Indonesia melalui telepon.
Dua anak Mary Jane Veloso yang masing-masing berusia enam dan 12 tahun, yang juga ada di Indonesia dan tadinya hendak menyampaikan perpisahan terakhir kepada ibu mereka, berteriak, "Yes, yes! Mama akan hidup!". Kesaksian ini diutarakan nenek kedua bocah itu.
Pemerintah Presiden Filipina Benigno Aquino mengaku telah membujuk Indonesia bahwa mereka memiliki informasi baru yang diharapkan bisa membuktikan bahwa Mary Jane telah diperalat dan akan digunakan untuk menjerat gang narkotika yang memanfaatkan Mary Jane sebagai kurir narkoba.
"Sebagai bangsa, kita merayakan fakta bahwa Mary Jane hidup," kata sekretaris kabinet Rene Almendras kepada wartawan.
Di luar kedutaan besar Indonesia di Manila, para pendukung larut dalam air mata bahagia dengan saling berpelukan dan mengacungkan tangan terkepal ke udara.
Di kota asal Mary Jane di Cabanatuan, dua jam berkendara dari arah utara Manila, sanak keluarga bernafas lega.
"Ini seperti mukjizat. Kami sangat bergembira. Terpujilah Tuhan," kata bibi Mary Jane, Imelda Magday, kepada televisi lokal.
Pendeta Katolik Filipina Harold Toledano, yang terus mendampingi keluarga, mengatakan bahwa Mary Jane yang bersikukuh dia bukanlah bandar narkoba, tidak pernah kelihatan harapan.
"Ini bagaikan kebangkitan bagi kami. Dia hidup. Ini bagaikan pengalaman mengenal orang yang sudah meninggal dunia dan kemudian bangkit lagi," kata dia kepada AFP di Cilacap, Indonesia, di mana keluarga Mary Jane tetap terjaga.