REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Seluas 50 hektare tanaman tembakau di Desa Banaran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mati. Kerusakan terjadi akibat hujan berturut-turut dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Desa Banaran Kecamatan Tembarak, Junaidi mengatakan, sebelumnya terjadi hujan dalam lima hari berturut-turut pada 24-28 April 2015 sehingga daun dan akar tanaman tembakau membusuk. "Seharusnya tanaman tembakau tidak boleh terkena hujan lima hari berturut-turut. Kalaupun hujan harus ada jedanya," katanya.
Menurut dia, tembakau yang mati akan diganti dengan tanaman baru agar nantinya petani tetap bisa panen tembakau. Biasanya petani mempunyai bibit cadangan untuk mengantisipasi keadaan tersebut.
"Petani menyediakan bibit hingga delapan kali lipat dari bibit awal jika keadaannya hujan terus-menerus seperti ini. Jika cuaca cerah, hanya butuh dua hingga tiga kali lipat," katanya.
Selain mengakibatkan tanaman mati, katanya hujan juga mengakibatkan munculnya hama di daun dan batang tembakau yaitu ulat, belalang, dan gasir. "Hama ulat paling berbahaya karena menggerogoti batang dari dalam. Apalagi bibit yang baru ditanam, pasti mati dan harus diganti," katanya.