REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi mengungkapkan penyalahgunaan narkoba dan pelanggaran lalu lintas di darat merupakan yang paling sering dilakukan oknum prajurit TNI AL dalam kurun setahun terakhir.
"Sejak Januari 2015 saya sudah ambil keputusan agar seluruh prajurit TNI AL bisa bebas dari narkoba, oleh sebab itu peran Puspomal baik di tingkat pusat hingga bawah harus berjalan," kata KSAL saat prosesi serah terima jabatan Danpuspomal dari Brigjen (Mar) Gunung Heru Wibowo kepada Laksma Muchamad Richad di Markas Komando Pusat Polisi Militer, Jakarta Utara, Kamis (30/4).
Menurut dia, pihaknya akan menata kembali susunan dan kewenangan Puspomal sehingga bisa menegakkan kedisiplinan prajurit. "Fungsi Puspomal harus dilaksanakan melalui sosialisasi dan razia, baik itu di jalan maupun perumahan komplek TNI AL agar tidak menjadi tempat beredarnya narkoba," kata Ade.
Saat ini, menurut Ade, ada sekitar 100 anggota prajurit TNI AL yang terlibat kasus narkoba. Oleh sebab itu pihak TNI AL sudah menjalin kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). "Kita sudah bekerja sama dengan BNN untuk membekali prajurit Pomal untuk membekali pengetahuan Pomal mengenai barang-barang adiktif yang saat ini trendnya berbentuk makanan, rokok, maupun permen," katanya.
Bahkan Ade mengungkapkan ada kegiatan Maritim Operation Interdiction untuk mencegah penyelundupan narkoba melalui jalur laut. Ade juga berpesan agar Danpuspomal bisa menciptakan manajemen penanganan secara komprehensif agar mencegah pelanggaran yang dilakukan prajurit TNI AL karena pelanggaran yang dilakukan prajurit TNI AL saat ini dinilainya semakin meningkat secara kualitatif dan kuantitatif.
"Diperlukan sebuah penanganan yang komprehensif dari petugas Puspomal melalui manajemen penanganan tindak pelanggaran secara preventif sampai represif sehingga menghasilkan prajurit TNI AL yang taat hukum dan profesinal," kata Ade.
Sementara itu, mantan Danpuspomal yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus KSAL di Mabes AL Brigjen (Mar) Gunung Heru Wibowo mengatakan jumlah pelanggaran prajurit TNI AL selama dia menjabat yakni 30 kasus per tahun.
"Jakarta dan Surabaya menjadi dua kota yang paling tinggi tingkat pelanggarannya oleh prajurit TNI AL, prosentase pelanggaran narkoba cukup besar, meski ada juga kasus black dollar," ujar Heru.