Kamis 30 Apr 2015 22:12 WIB
Tokoh Perubahan Republika 2014

Bupati Banyuwangi: Kami Harus Konsisten Hadirkan Terobosan Baru

Rep: C26/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Foto: Republika/Prayogi
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjadi salah satu penerima penghargaan 'Tokoh Perubahan Republika 2014'. Baginya penghargaan ini menjadi tanggung jawab untuk lebih memajukan Banyuwangi ke depannya.

"Perasaan saya senang sekaligus tanggung jawab berat ke depan karena bagian tokoh perubahan, kami harus konsisten menghadirkan terobosan baru agar ada perubahan masyarakat menjadi lebih baik," katanya di acara penganuegarahan Tokoh Perubahan 2014 di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (30/4).

Ia mengatakan semakin termotivasi untuk mendorong kemajuan yang lebih baik lagi untuk wilayah di ujung timur pulau Jawa ini. Di bawah kepemimpinannya Banyuwangi menjadi wilayah yang mulai diperhitungkan dengan kemajuan perekonomiannya.

Ia berhasil menurunkan angka kemiskinan Banyuwangi dari 20,4 persen menjadi 9,6 persen. Hal ini patut diapresiasi seiring juga kemajuan pariwisata yang mulai diperhitungkan di Indonesia. Bupati ini juga ingin mengubah pandangan Banyuwangi sebagai daerah yang identik dengan santet dan ilmu hitam.

Selain Azwar, tokoh lain yang juga menerima penghargan adalah Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin, Penggagas One Day One Juz (ODOJ) Bhayu Subrata dan Pratama Widodo, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, serta Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Acara ini dihadiri pula pejabat-pejabat negara diantaranya seperti Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua KPK Taufiqurahman Ruki, dan Ketua DPD Irman Gusman.

Tak hanya tokoh nasional, hadir pula tamu spesial dari komunitas muslim Amerika yang berperan dalam perkembangan Islam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement