REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan Pameran Indo Leather and Footwear (ILF) 2015 diharapkan dapat menjadi peluang investasi, untuk industri alas kaki dan penyamakan kulit. Pasalnya, pameran tersebut berskala internasional dan akan diikuti oleh 152 peserta dari 11 negara.
"Ini merupakan momentum yang sangat penting bagi dunia usaha di bidang industri tersebut dan industri-industri pendukungnya. Hendaknya pameran ini dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kerjasama di bidang investasi," kata Harjanto di Jakarta, Jumat (1/5).
Harjanto menegaskan, produk kulit dan produk barang jadi kulit selama ini telah memberikan kontribusi positif terhadap PDB nasional sebesar 2,02 persen. Selain itu, industri ini juga telah menyerap tenaga kerja sebanyak 5,5 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.
“Ke depan industri kulit dan produk kulit didorong menjadi lebih dalam strukturnya, karena industri kulit kita mutunya sudah baik, namun Indonesia belum memiliki brand yang bertaraf internasional,” ujar Harjanto.
Kerjasama investasi di Indonesia tidak diskriminatif terhadap investor asing maupun lokal. Dengan demikian, Harjanto menegaskan bahwa para investor tidak perlu ragu untuk melakukan penanaman modal di Indonesia. Harjanto berharap, dengan adanya pameran Indo Leather and Footwear 2015, produksi dalam negeri dapat meningkatkan kualitas produksinya. Sehingga menambah semangat industri untuk selalu berkomitmen melakukan produksi dengan mutu yang makin baik.
"Kami berharap industri yang mengembangkan dan meningkatkan kualitas hasil produksi akan tumbuh dan berkembang di Indonesia,” kata Harjanto.
Indo Leather and Footwear (ILF) 2015 akan dilaksanakan pada tanggal 7-9 Mei 2015 mulai pukul 10.00-19.00 WIB, di JIExpo Kemayoran Jakarta. Pameran ini diikuti oleh 11 negara antara lain Indonesia, China, India, Italia, Jepang, Malaysia, Taiwan, Thailand, Turki, Spanyol dan Vietnam.