REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un membatalkan kunjungannya ke Rusia, Sabtu (9/5). Sebelumnya, ia dikabarkan akan hadir untuk perayaan Hari Kemenangan di Rusia.
"Kami diberitahu tentang keputusan itu melalui saluran diplomatik. Dikatakan, pemimpin memiliki urusan interior di negaranya sebagai alasan untuk ketidakhadirannya," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dikutip dari International Business Times edisi Jumat (1/5).
Ia membantah rumor bila keputusan pemimpin Korut untuk tetap di negaranya karena adanya peringatan dari negara-negara lain terhadap kunjungan Kim. Seandainya Kim jadi berkunjung ke Rusia, itu akan menjadi perjalanan pertamanya sejak merebut kekuasaan pada 2011, lalu.
Sementara itu, surat kabar Korsel Chosun Ilbo melaporkan, Kim memilih tetap di Pyongyang karena gagal mencapai kesepakatan dengan Moskow tentang protokol keamanan baginya. Kendati Kim batal mengunjungi Rusia, Presiden Presidium Kim Yong-nam diperkirakan akan hadir mengunjungi Moskow.
Kremlin mengundang 60 pemimpin dunia lainnya untuk perayaan Hari Kemenangan. Perayaan tersebut sebagai peringatan kemenangan negara Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Preskov menegaskan, pemimpin dari sekitar 30 negara dan organisasi internasional akan menghadiri perayaan di Moskow. Mereka diantaranya Presiden Cina Xi Jinping, Presiden India Pranab Mukherjee, dan Duta Besar Amerika Serikata untuk Rusia.