REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Pengamat Penerbangan Chappy Hakim menyatakan ada dua kelemahan bandara di Indonesia yang selama ini dikeluhkan penumpang yaitu aspek pelayanan dan aspek kebersihan.
"Memang ada dua aspek kelemahan bandara yang selama ini dikeluhkan oleh penumpang yaitu aspek kebersihan dan juga aspek pelayanan yang diberikan kepada penumpang di bandara," katanya saat melakukan kunjungan ke Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (1/5).
Ia mengemukakan dua kelemahan tersebut seringkali membuat sejumlah bandara di Indonesia dikeluhkan oleh penumpang, tapi dirinya tidak melihat dua aspek tersebut di Bandara Internasional Juanda. "Saya senang melihat Bandara Juanda karena baru sekali ini saya melihat Juanda setelah beberapa kali saya melihat di siaran media yang menyebutkan kalau Juanda mendapatkan beberapa kali penghargaan," katanya.
Ia mengemukakan pelayanan kebersihan dan juga pelayanan merupakan salah satu syarat utama untuk menyelenggarakan pelayanan operasi penerbangan. "Dan yang menjadi kekurangan nasional adalah dua aspek tersebut, namun saya memberikan apresiasi atas pencapaian seperti yang dilakukan oleh Bandara Internasional Juanda ini," katanya.
Menurut dia, untuk kelas dunia, Indonesia masih kurang bagus. Tetapi sumbangan dari pencapaian manajemen seperti Bandara Juanda yang bisa masuk ke dalam peringkat 10 dunia sebagai bandara dengan pelayanan terbaik memang harus diberi apresiasi.
"Saya patut untuk memberikan apresiasi karena ini merupakan langkah awal dan ini bisa menjadi pondasi bagi Indonesia supaya bisa memberikan pelayanan standar untuk bandara di tingkat dunia," katanya.
Sebelumnya, dua bandara Indonesia mengukir prestasi membanggakan yakni Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan Bandara Juanda masuk dalam jajaran 10 bandara dengan pelayanan terbaik di dunia.
Prestasi tersebut berdasarkan survei Airport Service Quality (ASQ) yang dilakukan oleh Airport Council International (ACI) pada kuartal empat tahun 2014, tepatnya periode Oktober-Desember 2014.